Selain memberi arah dan petunjuk untuk melaksanakan kegiatan selama kurun waktu tertentu, perencanaan juga merupakan suatu tools untuk melakukan pengendalian pada saat perencanaan telah diimplementasi menuju suatu pencapaian kinerja. Perencanaan mampu membuat setiap orang yang ada di dalam organisasi itu mengetahui dan memahami tentang apa yang ingin dicapai dan bagaimana cara mencapainya. Adanya perencanaan yang baik akan membuat semua aktivitas yang diakukan menjadi terarah dengan baik pula.
Perencanaan dianggap sangat penting dalam mendasari sebuah manajemen organisasi dikarenakan Pertama, Perencanaan Meminimalisasi Ketidakpastian. Dengan perencanaan yang baik, maka setiap anggota organisasi maupun pihak-pihak luar terkait mampu memahami apa yang harus dikerjakan, kapan waktu pengerjaannya, sumber daya apa yang diperlukan, dan apa yang menjadi target dari kegiatan tersebut. Kedua, Efisiensi Operasi. Perencanaan yang baik membantu mengeliminasi kegiatan-kegiatan yang tidak jelas dan membutuhkan sumber daya berlebih yang berakibat terjadinya banyak pemborosan. Ketiga, Pemahaman Tujuan Organisasi. Perencanaan yang baik akan memuat tujuan dari sebuah organisasi. Dengan adanya tujuan tersebut, maka semua anggota yang terlibat dalam organisasi dapat mengetahui dan memahami kemana setiap kegiatan harus diarahkan. Keempat, Memberikan Dasar Bagi Kegiatan Monitoring dan Pengendalian. Kegiatan monitoring dan pengendalian hanya dapat dilakukan dengan efektif apabila memiliki acuan. Hal-hal yang termuat dalam rencana seperti kegiatan, waktu, dan sumberdaya dapat menjadi acuan untuk memonitor dan mengevaluasi keberlangsungan organisasi.
Memasuki Abad II Nahdlatul Ulama ‘Merawat Jagat Membangun Peradaban’, tentu bukan hanya sekadar frasa tanpa makna, akan ada langkah-langkah konkret yang tidak hanya berbicara konsep. Dipandang perlu, setiap tingkat kepengurusan tidak terkecuali pada tingkat pengurus besar maupun sampai dengan anak ranting untuk melaksanakan ‘Perencanaan‘ dalam upaya menjamin laju perkembangan, keseimbangan dan kesinambungan organisasi yang menyeluruh, terarah, terpadu, dan berkelanjutan sehingga membuka pintu bagi akuntabilitas dan transparansi, yang dikenal secara umum terdiri atas 3 jenis, yaitu perencanaan yang bersifat jangka pendek, menengah, dan panjang.
Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Miftachul Akhyar menyampaikan Khutbah Iftitah Muktamar Ke-34 Nahdlatul Ulama di Pesantren Darussaadah, Lampung Tengah, Rabu (22/12/2021) bahwa di era Revolusi Industri 4.0 sudah saatnya NU mengimbanginya dengan 4G, yaitu pertama, Grand Idea, yang memiliki arti visi misi Nahdlatul Ulama sebagai instrumen untuk menyatukan langkah ke depan, baik secara struktural maupun kultural. Kedua, Grand Design, yang memiliki arti munculnya program-program unggulan yang terukur. Ketiga, Grand Strategy, yang bisa dilakukan dengan mengintensifkan penyebaran inovasi yang terencana, terarah, dan dikelola dengan baik, serta distribusi kader-kader terbaik Nahdlatul Ulama ke ruang-ruang publik. Keempat, Grand Control, yakni sistem dan gerakan NU yang harus bisa melahirkan garis komando secara organisasi, mulai dari PBNU sampai tingkat Pengurus Anak Ranting (PAR).
Dalam sambutan Konferensi Wilayah XVIII NU Jawa Timur yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang telah berakhir pada Jum’at malam (2/8/2024), Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya berkata, “Singkatnya, saya minta kepada LAKPESDAM untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan seperti BAPPENAS di dalam Pemerintahan, yaitu mengolah pemikiran-pemikiran dengan data yang akurat menyangkut realitas yang dihadapi untuk melahirkan kebijakan-kebijakan organisasi. Jadi kalau Pemerintah punya BAPPENAS, kita sekarang punya BAPPENNU : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nahdlatul Ulama. Alhamdulillah, beberapa waktu yang lalu mereka telah menyelesaikan pekerjaannya, kemudian kita bawa ke Rapat Pleno tanggal 27-28 Juli yang lalu, dan kita tetapkan sebagai rencana strategis NU sampai dengan tiga tahun ke depan”.
Ketua PCNU Situbondo Dr. KH A. Muhyiddin Khotib, M.H.I. yang mengilhami lahirnya ide dibentuknya Badan Perencanaan Nahdlatul Ulama (BAPENU) menuturkan, ”Kalau Pemerintah Kabupaten Situbondo memiliki Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), PCNU Situbondo punya BAPENU”.
Dengan memahami pentingnya perencanaan bagi perkumpulan NU, maka diharapkan para pengurus dalam setiap tingkat kepengurusannya dapat menggerakkan perkumpulan beserta setiap anggotanya, agar dapat berkontribusi demi efektivitas dan efisiensi program dan kegiatan pada program kerja perkumpulan NU. (hj)