Transformasi PCNU Situbondo: Peran Kunci BAPENU dalam Penyusunan Program Kerja

Dalam dunia organisasi, kesuksesan tidak hanya bergantung pada kepemimpinan yang kuat, tetapi juga pada perencanaan yang matang. Di Situbondo, hal ini sangat terlihat dalam peran vital Badan Perencanaan Nahdlatul Ulama (BAPENU). Sejak resmi dibentuk pada 15 Agustus 2021 melalui Surat Keputusan PCNU Situbondo Nomor: 126/PC/A.I/L.31/IX/2021.

BAPENU telah menjadi penggerak utama dalam menyusun peta jalan PCNU Situbondo untuk lima tahun ke depan. Inisiasi pembentukan BAPENU dilakukan oleh Ketua PCNU Situbondo, Dr. KH. A. Muhyiddin Khotib, M.H.I., dengan misi besar: mengintegrasikan visi dan misi organisasi dengan program kerja yang dapat merespons tantangan lokal yang kompleks.

Rapat Kerja I PCNU Situbondo tahun 2021, yang diselenggarakan di Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Sunan Bonang, Arjasa, menjadi landasan awal penyusunan program tersebut. Di situlah diskusi dan pemikiran mendalam dari berbagai tokoh organisasi dirangkum untuk membentuk panduan yang akan mengarahkan PCNU Situbondo hingga 2026.

Program kerja ini bukan hanya sekadar tumpukan dokumen. Program ini dirancang untuk menjadi kompas yang mengarahkan organisasi dalam setiap langkah strategisnya. Dengan adanya program ini, diharapkan PCNU Situbondo mampu menghadapi berbagai dinamika sosial, ekonomi, dan keagamaan yang berkembang di Situbondo. Penyusunan program ini mengikuti metodologi yang sangat terstruktur. Dalam setiap bagiannya, program ini menjelaskan secara terperinci pendahuluan, latar belakang, serta sasaran yang ingin dicapai.

Program kerja ini juga menggambarkan situasi kewilayahan Situbondo dengan menganalisis potensi dan tantangan yang ada. Analisis SWOT—meliputi kekuatan (Strengths), kelemahan (Weaknesses), peluang (Opportunities), dan ancaman (Threats)—menjadi dasar penting dalam menentukan prioritas kegiatan.

Melihat kompleksitas permasalahan yang dihadapi, BAPENU tidak hanya menyajikan analisis, tetapi juga menawarkan solusi inovatif. Solusi tersebut dijabarkan secara konkret dalam bentuk jadwal kegiatan yang terukur, alokasi anggaran yang transparan, serta indikator kinerja yang jelas.

Indikator-indikator ini akan menjadi tolok ukur untuk melihat sejauh mana keberhasilan program, baik dalam hal pencapaian hasil (outcome) maupun keluaran (output). Menurut Andri Wibisono, S.H., M.Si., Ketua BAPENU Situbondo, tahun 2025 akan menjadi tahun penting dalam pelaksanaan program ini. “Setiap program memiliki Term of Reference (TOR) atau Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang jelas. Kami juga memastikan evaluasi dilakukan secara berkala—mulai dari evaluasi bulanan, triwulanan, hingga tahunan. Ini penting agar setiap kegiatan berjalan sesuai dengan rencana dan menghasilkan dampak yang diharapkan,” ujar Andri.

Melalui pendekatan strategis yang diterapkan BAPENU, PCNU Situbondo tidak hanya berjalan dengan rencana yang matang, tetapi juga dengan landasan yang kokoh untuk menghadapi berbagai tantangan di masa depan. Program kerja ini diharapkan tidak hanya memberi manfaat bagi PCNU sendiri, tetapi juga bagi masyarakat Situbondo secara umum.Dengan setiap langkah yang terukur dan evaluasi yang dilakukan secara konsisten, BAPENU dan PCNU Situbondo terus bergerak maju, berupaya mewujudkan visi besar organisasi untuk lima tahun mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *